Tulungagung,AZMEDIA.CO.ID-Antisipasi bencana hidrometeorologi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung mulai siaga memasuki musim penghujan.
Berdasarkan data, ada sembilan Kecamatan di Tulungagung rawan mengalami bencana hidrometeorologi.
Diketahui ada tiga jenis bencana meteorologi yang kerap muncul, meliputi banjir, puting beliung dan tanah longsor.
Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Tulungagung, Gilang Zelakusuma mengatakan, kondisi cuaca saat ini tengah memasuki awal musim penghujan.
Yang mana pada musim penghujan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi semakin meningkat.
Berdasarkan kasuistik, setidaknya ada tiga bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi di Tulungagung. Diantaranya yakni bencana banjir akibat intensitas hujan tinggi, angin puting beliung dan tanah longsor di wilayah pegunungan.
“Saat ini kami sudah mulai mengantisipasi terkait dampak dari bencanahidrometeorologi yang biasa terjadi saat musim penghujan di Kabupaten Tulungagung,” jelasnya Selasa (5/12/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihaknya melakukan pemetaan wilyah untuk mempermudah dalam mengantisipasi datangnya bencana hidrometeorologi.
Diketahui untuk bencana puting beliung biasanya terjadi di Kecamatan Boyolangu, Sumbergempol, Ngunut dan Rejotangan. Lalu untuk bencana banjir rawan terjadi di Kecamatan Pucanglaban, Campurdarat dan Besuki. Lalu bencana tanah longsor rawan terjadi di area pegunungan sisi barat Tulungagung yakni Kecamatan Pagerwojo dan Sendang.
Sembilan kecamatan rawan bencana hidrometeorologi itu terus dipantau oleh petugas apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. Sudah kami petakan, wilayah rawan itu ada di sembilan kecamatan. Tahun kemarin juga yang rawat tetap sembilan kecamatan itu,” ucapnya.
Selain melakukan pemetaan, pihaknya juga telah mempersiapkan kebutuhan logistik serta kebutuhan lainnya untuk korban terdampak bencana.
Bantuan tersebut diperoleh dari Pemprov Jatim sebagai upaya antisipasi bencanahidrometeorologi. Diketahui bantuan ini terdiri dari 10 item meliputi makanan siap saji, tambahan gizi, lauk pauk, tenda posko, terpal, air mineral, jas hujan, selimut, veilbed dan tenda pengungsi.
“Bencana hidrometeorologi ini bisa terjadi sewaktu-waktu selama musim penghujan ini. Kami sudah berikan sosialisasi, jadi masyarakat sudah tahu harus berbuat apa jika bencana tersebut terjadi,” pungkasnya.***