Tulungagung,AZMEDIA.CO.ID-Pemanasan global kian di depan mata. Suhu Bumi yang naik melampaui ambang batas penting yang telah diperingatkan oleh para ilmuwan selama beberapa dekade. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk dan tidak dapat diubah di planet ini dan temuan ini berdasarkan data yang dibagikan oleh seorang ilmuwan iklim terkemuka. Untuk pertama kalinya, suhu rata-rata global pada Jumat, 17 November 2023 lebih panas 2 derajat Celsius dibandingkan suhu sebelum industrialisasi
Ini menurut data awal yang dibagikan melalui cuitan X (sebelumnya Twitter) oleh Wakil Direktur Copernicus Climate Change Service, Samantha Burgess. Ambang batas tersebut terlampaui hanya untuk sementara.
Hal tersebut tidak berarti bahwa dunia berada pada kondisi pemanasanpermanen di atas 2 derajat Celsius. Walau begitu, ini merupakan gejala bahwa Bumi akan semakin panas dan dan bergerak menuju situasi jangka panjang dengan dampak krisis iklim yang akan sulit untuk ditangani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Perkiraan terbaik kami adalah ini adalah hari pertama ketika suhu global lebih dari 2°C di atas tingkat tahun 1850-1900 (atau pra-industri), yaitu sebesar 2,06°C,” demikian tulis Burgess pada Senin, 20 November 2023.
Burgess mengatakan dalam unggahannya bahwa suhu global pada Jumat pekan lalu rata-rata 1,17 derajat di atas suhu rentang waktu 1991–2020. Kondisi tersebut menjadikan angka ini sebagai suhu terpanas yang pernah tercatat pada 17 November 2023.
Namun, dibandingkan dengan masa pra-industri, sebelum manusia mulai menggunakan bahan bakar fosil dalam skala besar dan mengubah iklim alami Bumi, suhu Bumi lebih panas 2,06 derajat Celsius. Tembusnya 2 derajat Celsius pada Jumat terjadi dua minggu sebelum dimulainya konferensi iklim PBB COP28 di Dubai.
COP28 mempertemukan negara-negara yang akan menilai kemajuan mereka menuju janji Paris Climate Agreement untuk membatasi pemanasan global hingga 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. Misinya adalah untuk membatasi suhu hingga 1,5 derajat Celsius.
Burgess mengatakan
bahwa hari dengan suhu di atas 2 derajat Celsius tidak berarti bahwa Perjanjian Paris telah dilanggar. Menurutnya, ini lebih menyoroti bagaimana kita mendekati batas-batas yang disepakati secara internasional.
“Kita memperkirakan akan melihat peningkatan frekuensi hari sebesar 1,5 derajat dan 2 derajat Celsius dalam beberapa bulan dan tahun mendatang,” lanjutnya.
Data Copernicus masih bersifat awal dan memerlukan waktu berminggu-minggu untuk dikonfirmasi dengan pengamatan di kehidupan nyata. Dunia sudah berada pada jalur yang tepat untuk melampaui kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat Celsius dalam jangka panjang dalam beberapa tahun ke depan, sebuah ambang batas yang menurut para ilmuwan akan sulit diadaptasi oleh manusia dan ekosistem.
Sebuah laporan PBB yang diterbitkan pada Senin, 20 November 2023 menunjukkan bahwa bahkan jika negara-negara melaksanakan janji pengurangan emisi mereka, pemanasan dunia akan mencapai antara 2,5 dan 2,9 derajat Celsius pada abad ini. Namun suhu 1,5 derajat Celsius bukanlah batas yang tepat bagi Bumi.