Tulungagung,AZMEDIA.O,ID – Memiliki ketertarikan dengan budaya Jepang, Ardika Sofi Badriawan memantapkan diri untuk menekuni kaligrafi jepang.
Kaligrafi jepang atau seni melukis huruf jepang memiliki kharismatiknya tersendiri. Tidak hanya berkaitan dengan kesusastraan, kaligrafi jepang juga memiliki nilai artistik sehingga dapat membius mata ketika melihatnya.
Hal inilah yang membuat Ardika Sofi Badriawan memilih untuk menekuni seni melukis huruf jepang tersebut.
Pelukis Kaligrafi Jepang, Ardika Sofi Badriawan mengatakan bahwasannya telah mengenal kaligrafi Jepang sejak masa di bangku kuliah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah lulus dari jurusan bahasa jepang, pria berusia 27 tahun ini memantapkan diri untuk mempelajari kaligrafi jepang sejak tahun 2017.
Terbukti setelah kurang lebih dua tahun dia menimba ilmu kaligrafi jepang, dia berhasil lulus dengan menyandang trainer kaligrafi jepang di tahun 2019.
“Dulu itu saya punya teman orang jepang. Jadi dia minta untuk belajar bahasa Indonesia dan saya minta untuk belajar kaligrafi jepang. Setelah lulus kuliah di jurusan bahasa jepang, saya fokus belajar kaligrafi jepang itu,” jelasnya kemarin (13/3/2024).
Karya seni kaligrafi jepang sendiri biasa dikenal dengan sebutan Shodo. Selain mengekspresikan keindahan karakter huruf jepang, kaligrafi jepang juga memiliki nilai kesusastraan.
Belum lagi ditambah dengan kayanya nilai historis yang semakin membuat Ardika Sofi Badriawan terpikat akan seni melukis huruf jepang tersebut.
“Medianya sama saja dengan yang lainnya, tinta dan kanvas. Setiap hurufnya mengandung sebuah arti dan maknanya tersendiri, itulah yang membuat saya terpikat akan karya seni huruf jepang,” ucapnya.
Dengan kepiawaiannya dalam seni melukis huruf jepang, lukisan huruf kanji dari pria asal Desa Bangoan Kecamatan Kedungwaru diminati oleh konsumen asal negara matahari terbit.
Yang mana satu lukisan huruf jepang buatannya dibandrol dengan harga Rp 150 ribu dengan ukuran kanfas A4.
“Biasanya saya kirim hanya kanvasnya saja, kalau sama framenya gampang pecah. Harganya bervariasi, mulai Rp 150 ribu untuk kanvas ukuran A4,” paparnya. Kendati demikian, seiring perkembangan zaman peminat dari kaligrafi jepang semakin menurun.
Namun, hal ini tidak mematahkan semangat dari pria yang juga mengajar bahasa jepang di SMKN 1 Boyolangu untuk terus berkesenian di seni lukis huruf jepang tersebut.