Tulungagung, AZMEDIA.CO.ID – Pemkab Tulungagung mewaspadai ketersediaan sejumlah komoditas yang bisa memicu inflasi.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketersediaan jagung, karena terkait langsung dengan harga telur dan daging ayam.
“Untuk beras relatif terkendali, karena harga cenderung turun. Masih di atas HET tapi cenderung turun,” jelasnya, Senin (18/3/2024).
Sementara untuk daging ayam dan telur dipicu kebutuhan musiman, dalam hal ini bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Harga kedua komiditas ini cenderung naik selama bulan Ramadan.
Ketika tren pemicu tingginya permintaan sudah lewat, maka harga telur dan daging ayam cenderung turun.
Namun kini komoditas jagung berpengaruh langsung para harga telur dan daging ayam.
Hal ini berkaitan dengan ketersediaan bahan pakan ayam petelur dan pedaging.
“Kalau harga pakan tinggi, maka harga daging ayam dan telur akan cenderung naik,” tegas Heru Suseno.
Karena itu, pemerintah mendistribusikan bantuan cadangan jagung.
Kabupaten Tulungagung akan menerima alokasi sebanyak 14.000 ton jagung.
Hal ini tidak lepas dari status Kabupaten Tulungagung sebagai produsen telur dan daging ayam
Sampai saat ini sudah tersalurkan sebanyak 2.000 ton, atau 14,29 persen dari alokasi.
“Pemicu utamanya harga pakan. Jika alokasi jagung sudah tersalurkan, diharapkan harga telur dan daging ayam bisa diturunkan,” sambung Heru Suseno.
Saat ini, Pemkab Tulungagung juga mewaspadai gangguan musim yang tidak menentu.
Diharapkan tidak ada kerusakan tanaman hingga panen raya pada Mei-Juni mendatang.
Panen raya akan berdampak langsung pada ketersediaan beras dan langsung berdampak pada harga di masyarakat.
“Sejauh ini belum ada kerusakan tanaman padi karena banjir, dan semoga saja tidak ada,” pungkasnya.
Inflasi Kabupaten Tulungagung di bulan Februari 2024 di angka 2,6 persen.
Harga beras menjadi pemicu utama inflasi di awal 2024.