Tulungagung,AZMEDIA.CO.ID-Kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Tulungagung menurun signifikan.
Data per Januari – November 2023, kasus kematian ibu di Kabupaten Tulungagungtercatat 6 kasus, dan kematian bayi 52 kasus.
Sedangkan data tahun lalu, kematian ibu ada 16 kasus, dan kematian bayi mencapai 84 kasus.
Kasi Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Aris Setiawan membenarkan bahwa kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Tulungagung mengalami penurunan.
“Hingga bulan November ini ada 6 kasus kematian ibu dan 52 kasus kematian bayi. Ada penurunan signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu,” jelas Aris Setiawan pada Jumat (24/11/2023).
Melihat latar penyebab kematian ibu, Aris Setiawan mengungkap dari total 6 kasus kematian ibu, 3 kasus preeklamsi atau eklamsi, 2 kasus kelainan jantung, serta 1 kasus hipertiroid.
Sedangkan pada kasus kematian bayi mayoritas dikarenakan pneumonia, diare, malaria, tetanus, kelainan saraf, kelainan saluran cerna, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kasus kematian ibu itu disebabkan oleh preeklamsi atau eklamsi, kelainan jantung dan hipertiroid,” ucapnya.
Turunnya angka kasus kematian ibu dan bayi ini diperoleh lantaran peningkatan pengawasan dan penanganan bagi ibu hamil di Tulungagung.
Mulai dari pemeriksaan awal, pendampingan hingga proses persalinan. Tak hanya itu, kunci keberhasilan tersebut juga ditunjang oleh sistem informasi tranformasi kesehatan melalui KIA Online.
“Di mana fasilitas pelayanan kesehatan di Tulungagung tersendiri, mulai bidan praktek mandiri, puskesmas, klinik dan rumah sakit. Setiap ada pemeriksaan kehamilan itu langsung tercatat di KIA Online,” paparnya.
Adanya pencatatan administratif melalui KIA online tersebut, riwayat pemeriksaan ibuhamil dapat dengan mudah diketahui sehingga memudahkan dalam penanganan petugas medis.
Pada KIA online juga mengkategorisasi apakah ibu hamil tergolong dalam kehamilan beresiko tinggi, menengah atau kecil.
“Dengan begitu bidan desa sudah bisa melakukan pengawasan dan interfensi. Ya resiko kegawatdaruratan ibu hamil dan janin bisa diminimalisir,”
Di sisi lain, Aris Setiawan mengaku meski kematian ibu dan bayi sedang menurun (sampai November 2023), kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Tulungagung ini tetap menjadi program prioritas dari pemerintah.
Harapannya agar tidak sampai ada kasus kematian ibu dan bayi.