Tulungagung,AZMEDIA.CO.ID-Pengguna jalan raya arah Tulungagung-Kediri tentu tidak asing lagi dengan Jembatan Ngujang satu.
Saat melewati jembatan Ngunjang satu, kadang ada pemandangan yang unik. Itu adalah keberadaan kawanan monyet yang duduk-duduk di pinggir jalan.
Namun pernahkah terbesit dari mana asal usul monyet-monyet tersebut? berikut penjelasan dari Juru Kunci Makam Ngujang, Ribut Katenan.
Menurut Ribut Katenan, asal-usul monyet Ngujang ini memiliki beberapa versi legenda atau cerita rakyat.
“Ini berkaitan dengan desa, legenda desa,” ungkap Juru Kunci Makam Ngujang Ribut Katenan,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Yang pertama, istilah Ngujang berasal dari paduan kata Ngu dan Jang. Ngu itu nama tempat, dan Jang itu merupakan Wejangan.
“Kemudian saat Sunan Kalijaga mengajarkan agama di tempat sini, itu ada suara kera,”
“Maka untuk mengingat-ingat kalau desa ini ramai, maka dinamakan dengan nama Ngujang. Jadi kera ini ada sebelum desa ini ada,” tutur Ribut Katenan.
Selanjutnya versi kedua, kata Ribut Katenan, disaat Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam, ada beberapa santri yang membandel tidak ikut belajar agama Islam dan lebih memilih bermain.
“Ketika Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam, ada santriwan dan santriwati yang naik ke pohon. Terujarlah Sunan Kalijaga kepada para santri, yang lain pada belajar agama kok malah naik ke pohon seperti kera,”
Dan kata atau sabda dari seorang sunan bisa menjadi kenyataan. Bisa jadi, kera-kera yang ada di sini merupakan manusia,” ucap Ribut Katenan.
Sedangkan versi ketiga, masih kata Ribut Katenan, monyet-monyet Ngujang merupakan jelmaan dari orang-orang yang melakukan praktik pesugihan.
Terlepas cerita rakyat tersebut, Ribut Katenan mengatakan, versi mana yang benar, begitupun versi-versi yang di luar nalar, itu belum bisa dipastikan.
“Terkait mana cerita itu yang benar, tergantung Allah yang menerimanya,” tuturnya.
Ribut Katenan mengaku, jika jika ada yang bilang monyet Ngujang itu gaib, tentu hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya.
Namun monyet Ngujang ini bisa dilihat oleh semua orang, yang berarti monyet-monyet ini bukan gaib.