TULUNGAGUNG, AZMEDIA.CO.ID – Meski konstelasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) belum sepenuhnya dimulai, namun sampai kini sudah ada belasan nama yang masuk dalam bursa calon kepala daerah (Cakada) Tulungagung.
Mereka datang dari berbagai latar belakang, mulai dari birokrat, mantan penegak hukum, pengusaha sampai kepala desa. Dengan banyaknya pilihan yang ada, masyarakat dituntut untuk selektif menentukan pemimpin terbaik untuk Tulungagung 5 tahun yang akan datang.
Ada yang sudah terang-terangan berkoar ingin maju Pilkada, ada juga yang mengungkapkan niatnya maju dengan kata-kata kiasan saja.
“Makin kesini semakin banyak saja orang yang ingin maju Cakada Tulungagung,” celetuk salah satu warga Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Miftahuddin.
Dengan banyaknya Cakada yang muncul, membuat Miftahuddin juga cukup bingung. Pasalnya, tidak semua Cakada yang muncul di permukaan itu diketahuinya. Saat disodorkan nama-nama cakada yang ada, bahkan tidak sampai separo yang ia ketahui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya tahunya ya cuma dari baliho-baliho yang terpasang itu. Selebihnya tidak tahu sama sekali,” katanya. Apalagi, para calon kandidat itu pada baliho hanya memperkenalkan sekedar nama saja, visi misi dan serta apa program yang ingin dibawa untuk Tulungagung masih sangat minim.
Sebelumnya, Pengamat Politik Universitas Bhineka (UBHI) Tulungagung, Andreas Djatmiko mengatakan sah-sah saja jika seorang ingin maju pada konstelasi Pilkada.
Pun diawal tahapan seperti saat ini, pasti akan sangat banyak tokoh-tokoh yang ingin cek ombak memperkenalkan diri ke masyarakat.
“Memang di awal-awal seperti ini akan banyak nama. Tapi nanti pasti nama-nama itu akan mengerucut dengan sendirinya,” paparnya.
Andreas memprediksi idealnya akan ada tiga pasangan calon (Paslon) yang nantinya akan bertarung di Pilkada Tulungagung.
Apalagi kalau melihat peta perolehan kursi pada DPRD Tulungagung yang nantinya dijadikan patokan pemberian rekomendasi bagi para paslon cakada, tiga pasangan sudah sangat ideal.
Pada kesempatan seperti saat ini, para cakada akan memoles diri masing-masing untuk menarik perhatian partai politik (Parpol) demi mendapatkan rekomendasi.
Di sisi lain, para parpol juga akan melihat seperti apa sepak terjang calon terlebih dahulu sebelum memberikan rekomendasinya.
“Pilkada nanti juga tidak menutup kemungkinan akan ada paslon yang notabene adalah kuda hitam. Awalnya mungkin diremehkan, tapi ternyata mempunyai suara yang signifikan. Konstelasi Pilkada Tulungagung tahun ini memang seru untuk diikuti,” tutupnya.***