Tulungagung,AZMEDIA.CO.ID-Cerita seorang ibu muda yang kepala anaknya tertinggal dalam rahim saat persalinan di sebuah puskesmas di Bangkalan, Madura viral di media sosial.
Dalam sebuah video berdurasi 6 menit itu, perempuan bernama Mukaromah (25) yang diketahui berasal dari Kabupaten Sampang itu menjawab pertanyaan seorang pria.
Dia menyebutkan bahwa dirinya adalah ibu yang melahirkan di Puskesmas Kedungdung, Bangkalan.
Mukarromah mengungkapkan awalnya pergi ke bidan kampung dan dirujuk ke Puskesmas Kedungdung Bangkalan.
Setiba di puskesmas, dirinya meminta rujukan karena ingin melahirkan secara operasi di Kota Bangkalan.
Pihak puskesmas sempat melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Suara pria kembali menanyakan dengan kalimat, apakah bayi masih hidup saat diperiksa?

ukarromah menjawab, kondisi bayi lemah namun masih hidup.
Selanjutnya, mulai menit 02.09, Mukarromah mengatakan diberikan suntikan pendorong, disuruh ngeden lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Terus saya tak bisa, tidak kuat, akhirnya patah badannya dan kepalanya di dalam (rahim),” tutur Mukarromah dalam rekaman video itu.
Suara pria kembali muncul dan menanyakan, apakah (badan bayi) sempat ditarik sama bidan?
“Iya ditarik, saya tidak tahu soal dipotong apa enggak, tapi itu ditarik, saya pernah lihat bidannya pegang gunting sambil ditarik,” kata Mukarromah.
Sambil ditarik, perut saya didorong-dorong,” kata Mukarromah sambil menyebut ada saksi tante yang mendampinginya.
Setelah badan dan kepala bayinya terputus, Mukarromah pun merajuk dirujuk ke rumah sakit.
Namun, saat itu pun pihak rumah sakit menolaknya.
Bahkan, Mukarromah mengaku ditakut-takuti.
“Saya ditakut-takuti. Katanya, kamu di perjalanan, kalau ada apa-apa, bidan di sini tidak mau tahu. Nyampe di rumah sakit kamu gak bakal operasi, kamu bakalan dipaksa pakai tangan juga.
“Saya bilang, biarin, saya rujuk saja,” ungkap Mukarromah.
Akhirnya puskesmas memberi rujukan dia ke rumah sakit untuk menjalani operasi cecar.
Saat di rumah sakit, bidan puskesmas sempat mendatangi keluarganya, namun tidak mengucapkan permohonan maaf.
Pihak puskesmas juga ada pertanggungjawaban apapun dari kejadian ini.
“Saya pengen pertanggungjawaban, beri saya keadilan,” ucap Mukarromah sambil mengusap air matanya.
Pertanggungjawaban itu beralasan karena selama ini kondisi bayinya baik-baik saja dan selalu sehat, berdasarkan hasil pemeriksaan rutin di bidan kampung.
Kondisi sungsang bayinya juga baru diketahui pada Februari, mendekati proses persalinan.
Demi mencari keadilan atas peristiwa yang menimpanya, Mukarromah membuat laporan polisi.
“Saya harap pihak polisi bertindak tegas, memberi saya keadilan,” kata Mukarromah












