Tulungagung,AZMEDIA.CO.ID-Kasus HIV-AIDS di Tulungagung bertambah hingga menjangkit 3.708 orang. Diketahui mayoritas dari ribuan orang dengan HIV-AIDS (Odha) berusia produktif.
Sekretaris 1 KPA Tulungagung Ifada Nurrohmania mengatakan, berdasarkan data, kasus HIV-AIDS telah menjangkit 3.708 orang di Tulungagung.
Mendapat data tersebut, pihaknya melakukan beragam penanggulangan untuk pencegahan penularan virus tersebut.
Penanggulangan berupa pemeriksaan terhadap orang-orang yang berisiko tinggi secara intensif. Diketahui pada pemeriksaan tersebut, ada 327 kasus baru di tahun ini.
Angkanya terus naik. Artinya ketika angka naik itu ya kita memang bergerak lebih cepat ya. Teman-teman di wilayah, puskesmas kemudian di rumah sakit ini kan sudah terlatih sehingga dia bisa menemukan kondisi-kondisi orang yang memang itu perlu dites untuk HIV. Tahun ini kami menemukan 327 kasus baru,” jelasnya Minggu (3/12/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian berdasarkan usia, Odha di Tulungagung mayoritas menjangkit usia-usia produktif.
Diketahui berusia dalam rentan 15 hingga 49 tahun. Bahkan pihaknya menemukan remaja positif HOV-AIDS.
“Usia-usia produktif cukup banyak, mayoritasnya usia 15 hingga 49 tahun,” ucapnya.
Perlu peran dari berbagai pihak untuk meningkatkan kepedulian sebagai upaya menekan angka penyebaran HIV-AIDS di Tulungagung.
Pihaknya juga memberikan pendampingan terhadap ribuan Odha agar dapat meminum ARV secara rutin.
Tak hanya itu, dia juga menegaskan untuk menghindari perilaku yang berpotensi menyebarkan HIV-AIDS.
“Dari 3.708 orang itu separuh lebih masih hidup. Kemudian yang mengakses obat ARV ada sekitar 1.000 orang. Kami terus mendorong mereka aktif minum ARV agar survive,” paparnya.
Pihaknya mengapresiasi adanya ratusan Odha mulai terbuka dengan statusnya. Semata hal ini dilakukan untuk edukasi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh KPA maupun Dinas Kesehatan.
Menurutnya Odha yang membuka status justru akan mendapatkan keuntungan. Seperti dapat menghilangkan kecemasan dan ketakutan terhadap serangan HIV-AIDS.
“Yang sudah terbuka ada sekitar 500-an, terbuka ini bukan di medsos ya, tapi ketika ada forum, ada meeting ada even mereka bersedia buka status. Ketakutan dan kecemasan itu akan runtuh, mereka juga bisa lebih mengontrol diri,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Kasil Rokhmat mengatakan, program penanggulangan HIV-AIDS senantiasa dilakukan.
Kini proses skrining penyakit menular tersebut semakin meluas hingga memeriksa para calon pengantin sebelum melangsungkan pernikahan.
“Sekarang kalau mau menikah juga harus tes HIV-AIDS sehingga bisa mendeteksi lebih dini,” jelasnya.
Meski angka temuan tinggi, pihaknya meyakini angka penularan atau penyebaran dari HIV-AIDS mulai menurun. Diketahui penularan tertinggi diakibatkan melalui transaksi seksual.
“Penularan yang paling banyak masih melalui transaksi seksual,” tutupnya.***